BAB I: Pendahuluan
A. Latar Belakan
Pada hakikatnya manusia hidup tidak dapat memenuhi
kebutuhannya sendiri, manusia senantiasa membutuhkan orang lain. Pada akhirnya
manusia hidup secara berkelompok-kelompok. Manusia dalam bersekutu atau
berkelompok akan membentuk suatu organisasi yang berusaha mengatur dan
mengarahkan tercapainya tujuan hidup yang besar. Dimulai dari lingkungan
terkecil sampai pada lingkungan terbesar. Pada mulanya manusia hidup dalam
kelompok keluarga. Selanjutnya mereka membentuk kelompok lebih besar lagi
sperti suku, masyarakat dan bangsa. Kemudian manusia hidup bernegara. Mereka
membentuk negara sebagai persekutuan hidupnya.
Negara merupakan suatu organisasi yang dibentuk oleh
kelompok manusia yang memiliki cita-cita bersatu, hidup dalam daerah tertentu,
dan mempunyai pemerintahan yang sama. Negara dan bangsa memiliki pengertian
yang berbeda. Apabila negara adalah organisasi kekuasaan dari persekutuan hidup
manusia maka bangsa lebih menunjuk pada persekutuan hidup manusia itu sendiri.
Di dunia ini masih ada bangsa yang belum bernegara. Demikian
pula orang-orang yang telah bernegara yang pada mulanya berasal dari banyak
bangsa dapat menyatakan dirinya sebagai suatu bangsa. Baik bangsa maupun negara
memiliki ciri khas yang membedakan bangsa atau negara tersebut dengan bangsa
atau negara lain di dunia. Ciri khas sebuah bangsa merupakan identitas dari
bangsa yang bersangkutan. Ciri khas yang dimiliki negara juga merupakan
identitas dari negara yang bersangkutan. Identitas-identitas yang disepakati
dan diterima oleh bangsa menjadi identitas nasional bangsa.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian
Identitas Nasional?
2. Apa saja
unsur-unsur Identitas Nasional?
3. Apa saja
faktor-faktor pendukung kelahiran Identitas Nasional?
4. Bagaimana
hakikat Bangsa dan Negara?
5. Apa Hubungan
globalisasi dengan Identitas Nasional?
6. Apa hubungan
integrasi dengan Identitas Nasional?
C. Tujuan
1. Memberikan
pemahaman tentang pengertian Identitas Nasional
2. Menjelaskan
unsur-unsur Identitas Nasional
3. Menerangkan
faktor-faktor pendukung kelahiran Identitas Nasional
4. Memahami
hakikat Bangsa dan Negara
5. Menjelaskan
bagaimana hubungan antara globalisasi dengan Identitas Nasional
6. Menjelaskan
bagaimana hubungan antara Integrasi dengan Identitas Nasional
BAB II: Pembahasan
A. Definisi
Identitas Nasiona
Kata “identitas” berasal dari kata identity berarti
ciri-ciri, tanda-tanda, atau jati diri yang melekat pada seseorang atau sesuatu
yang membedakannya dengan yang lain. Sedangkan “Nasional” menunjuk pada sifat
khas kelompok yang memiliki ciri-ciri kesamaan, baik fisik seperti, budaya,
agama, bahasa, maupun non-fisik seperti, keinginan, cita-cita, dan tujuan.
Jadi, “Identitas nasional” adalah identitas suatu kelompok
masyarakat yang memiliki ciri dan melahirkan tindakan secara kolektif yang
diberi sebutan nasional.
Ciri-ciri, tanda-tanda atau jati diri yang melekat pada
seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan yang lain. Terminologis (Kamus
Antropologi): sifat khas yang menerangkan dan sesuai dengan kesadaran diri
pribadi,sendiri, golongan sendiri kelompok sendiri, komunitas sendiri, atau
negara sendiri.
Referensi lain menerangkan, identitas nasional adalah
manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan
suatu nation (bangsa) dengan ciri-ciri khas, dan dengan ciri-ciri yang khas
tadi suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam hidup dan kehidupannya.
Menurut Koenta
Wibisono (2005) pengertian Identitas Nasional pada hakikatnya adalah
manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan
suatu bangsa (nation) dengan ciri-ciri khas, dan dengan yang khas tadi suatu
bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam kehidupannya.
B. Unsur-Unsur
Pembentuk Identitas Nasional
Salah satu identitas bangsa Indonesia adalah ia dikenal
sebagai sebuah bangsa yang majemuk. Kemajemukan Indonesia dapat dilihat dari
sisi sejarah, kebudayaan, suku bangsa, agama dan bahasa.
Sejarah.
Menurut cacatan
sejarah, sebelum menjadi sebuah identitas negara bangsa yang Modern, bangsa
Indonesia pernah mengalami masa kejayaan yang gemilang. Semangat juang bangsa
Indonesia dalam mengusir penjajah menurut banyak kalangan telah menjadi ciri
khas tersendiri bagi bangsa Indonesia yang kemudian menjadi salah satu unsur
pembentuk identitas nasional Indonesia.
.
Suku Bangsa
Kemajemukan merupakan Identitas lain bangsa Indonesia. Namun
demikian , lebih dari sekedar kemajemukan yang bersifat alamiah tersebut,
tradisi, tradisi bangsa Indonesia untuk hidup bersama dalam kemajemukan
merupakan hal lain yang harus terus dikembangkan dan dibudayakan, kemajemukan
alamiah bangsa Indonesia dapat dilihat pada keberadaan lebih dari 300 kelompok
suku, beragam bahasa, budaya dan keyakinan yang mendiami kepulauan nusantara.
Bahasa
Bahasa adalah salah satu atribut identitas nasional
Indonesia .sekalipun Indonesia memiliki ribuan bahasa daerah ,kedudukan bahasa
Indonesia (bangsa yang digunakan bahasa melayu) sebagai bahasa penghubung
(lingua franca) berbagai kelompok etnis yang mendiami kepulauan nusantara
memberikan nilai identitas tersendiri bagi bangsa Indonesia.
C. Faktor-faktor
pendukung kelahiran Identitas Nasional
a. Adanya persamaan nasib , yaitu penderitaan bersama
dibawah penjajahan bangsa asing lebih kurang selama 350 tahun
b. Adanya keinginan bersama untuk merdeka , melepaskan diri
dari belenggu penjajahan
c. Adanya kesatuan tempat tinggal , yaitu wilayah nusantara
yang membentang dari Sabang sampai Merauke
d. Adanya cita-cita bersama untuk mencapai kemakmuran dan
keadilan sebagai suatu bangsa
Hal ini juga
tercermin dalam proses kelahiran sumpah pemuda[1]
D. Hakikat Bangsa
dan Negara
Nasionalisme atau paham kebangsaan, istilah tersebut dalam
kajian sejarah terbukti mengandung konsep-konsep yang sulit dirumuskan,
sehingga para pakar di bidang Politik, Sosiologi, dan Antropologi pun sering
tidak sependapat mengenai makna istilah-istilah tersebut. Selain istilah
bangsa, dalam bahasa Indonesia, kita juga menggunakan istilah nasional,
nasionalisme yang diturunkan dari kata asing “nation” yang bersinonim dengan
kata bangsa. Tidak ada rumusan ilmiah yang bisa dirancang untuk mendefinisikan
istilah bangsa secara objektif, tetapi fenomena kebangsaan tetap aktual hingga
saat ini.
Dalam kamus ilmu Politik dijumpai istilah bangsa, yaitu
“natie” dan “nation”, artinya masyarakat yang bentuknya diwujudkan oleh sejarah
yang memiliki unsur sebagai berikut :
1. Satu kesatuan bahasa.
2. Satu kesatuan daerah.
3. Satu kesatuan ekonomi.
4. Satu Kesatuan hubungan ekonomi.
5. Satu kesatuan jiwa yang terlukis dalam kesatuan budaya.
Istilah natie (nation) mulai populer sekitar tahun 1835 dan
sering di perdebatkan , dipertanyakan apakah yang dimaksud dengan bangsa?,
salah satu teori tentang bangsa sebagai
berikut :
Teori Ernest Renan
Pembahasan mengenai pengertian bangsa dikemukakan pertama
kali oleh Ernest Renan tanggal 11 Maret 1882, yang dimaksud dengan bangsa
adalah jiwa, suatu asas kerohanian yang timbul dari : (1). Kemuliaan bersama di
waktu lampau, yang merupakan aspek historis. (2). Keinginan untuk hidup bersama
(le desir de vivre ensemble) diwaktu sekarang yang merupakan aspek solidaritas,
dalam bentuk dan besarnya tetap mempergunakan warisan masa lampau, baik untuk
kini dan yang akan datang.
Lebih lanjut Ernest Renan mengatakan bahwa hal penting
merupakan syarat mutlak adanya bangsa adalah plebisit, yaitu suatu hal yang
memerlukan persetujuan bersama pada waktu sekarang, yang mengandung hasrat
untuk mau hidup bersama dengan kesediaan memberikan pengorbanan-pengorbanan.
Bila warga bangsa bersedia memberikan pengorbanan bagi eksistensi bangsanya,
maka bangsa tersebut tetap bersatu dalam kelangsungan hidupnya (Rustam E.
Tamburaka, 1999 : 82).Titik pangkal dari teori Ernest Renan adalah pada kesadaran
moral (conscience morale), teori ini dapat digolongkan pada Teori Kehendak[2]
H. Hubungan globalisasi dengan Identitas Nasional
Kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang
maknanya ialah universal. Globalisasi belum memiliki definisi
yang mapan,
kecuali sekadar definisi kerja (working definition), sehingga tergantung dari
sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial,
atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan
negara sehingga saling terikat satu sama lain,unutk mewujudkan satu tatanan
kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas
geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.
Globalisasi
mempengaruhi hampir semua aspek yang ada di masyarakat, termasuk diantaranya
aspek budaya. Kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai (values) yang
dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat
terhadap berbagai hal. Baik nilai-nilai maupun persepsi berkaitan dengan
aspek-aspek kejiwaan/psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam pikiran.
Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari, bahwa
tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran
orang yang bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan penemuan
seseorang adalah kesenian, yang merupakan subsistem dari kebudayaan.
Globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai
dan budaya tertentu keseluruh dunia (sehingga menjadi budaya dunia atau world
culture) telah terlihat semenjak lama. Cikal bakal dari persebaran budaya dunia
ini dapat ditelusuri dari perjalanan para penjelajah Eropa Barat ke berbagai
tempat di dunia ini ( Lucian W. Pye, 1966 ).
Namun, perkembangan globalisasi kebudayaan secara intensif
terjadi pada awal ke-20 dengan berkembangnya teknologi komunikasi. Kontak
melalui media menggantikan kontak fisik sebagai sarana utama komunikasi
antarbangsa. Perubahan tersebut menjadikan komunikasi antarbangsa lebih mudah
dilakukan, hal ini menyebabkan semakin cepatnya perkembangan globalisasi
kebudayaan.
Ciri-ciri berkembangnya globalisasi kebudayaan
1.Berkembangnya pertukaran kebudayaan internasional.
2.Penyebaran prinsip multikebudayaan dan kemudahan akses suatu
individu terhadap kebudayaan lain di luar kebudayaannya.
3. Berkembangnya turisme dan pariwisata.
4. Semakin banyaknya imigrasi dari suatu negara ke negara
lain.
5. Berkembangnya mode yang berskala global, seperti pakaian,
film dan lain lain.
6. Bertambah banyaknya event-event berskala global, seperti
Piala Dunia FIFA.
Persolan utama Indonesia dalam mengarungi lautan Global ini
adalah masih banyaknya kemiskinan, kebodohan dan kesenjangan sosial yang masih
lebar. Dari beberapa persoalan diatas apabila kita mampu memaknai kembali
Pancasila dan kemudian dimulai dari diri kita masing-masing untuk bisa
menjalankan dalam kehidupan sehari-hari, maka globalisasi akan dapat kita
arungi dan keutuhan NKRI masih bisa terjaga.[3]
I. Hubungan Integrasi Nasional Bangsa dengan Identitas Nasional
Berbagai peristiwa sejarah di negeri ini telah menunjukkan
bahwa hanya persatuan dan kesatuanlah yang membawa negeri Indonesia ini menjadi
negeri yang besar. Besarnya kerajaan Sriwijaya dan Majapahit tidaklah mengalami
proses kejayaan yang cukup lama, karena pada waktu itu persatuan cenderung
dipaksakan melalui ekspansi perang dengan menundukkan Negara- Negara tetangga.
Sangat berbeda dengan proklamasi kemerdekaan Indonesia 17
Agustus 1945 yang sebelum proklamasi tersebut telah didasari keinginan kuat
dari seluruh elemen bangsa Indonesia untuk bersatu dengan mewujudkan satu
cita-cita yaitu bertanah air satu tanah air Indonesia, berbangsa satu bangsa
Indonesia dan menggunakan bahasa melayu sebagai bahasa persatuan (Sumpah Pemuda
28 Oktober 1928)
Dilihat dari banyak ragamnya suku, bangsa, ras, bahasa dan
corak budaya yang ada membuat bangsa ini menjadi rentan pergesekan, oleh karena
itu para pendiri Indonesia telah menciptakan Pancasila sebagai dasar bernegara.
Dilihat dari bentuknya Pancasila merupakan pengalaman
sejarah masa lalu untuk menuju sebuah cita-cita yang luhur. Pancasila
dilambangkan seekor burung Garuda yang mana burung tersebut dalam kisah
pewayangan melambangkan anak yang berjuang mencari air suci untuk ibunya,
sedangkan pita bertuliskan Bhineka Tunggal Ika berartikan berbeda tetapi tetap
satu. Kemudian tergantung di dada burung tersebut sebuah perisai yang mana
biasanya perisai adalah alat untuk menahan serangan perang pada jaman dulu,
jadi kalau diartikan untuk menjaga integritas bangsa Indonesia baik itu ancaman
dari dalam maupun dari luar yaitu dengan menggunakan perisai yang didalam nya
terkandung lima sila.
Dalam pidato bahasa Inggris di Washington Sukarno telah
mendapatkan apresiasi yang luar biasa dari bangsa Amerika yang mana Sukarno
pada waktu itu mengenalkan ideologi Indonesia yaitu Pancasila. Panca berarti
Lima dan sila berarti landasan atau dasar yang mana dasar pertama Negara
Indonesia ini dalah berdasar Ketuhanan, kedua berdasar Kemanusiaan, ketiga
persatuan , dan keempat adalah demokrasi,serta kelima adalah keadilan social.
Seringkali bangsa kita ini mengalami disintegrasi dan
kemudian bersatu kembali konon kata beberapa tokoh adalah berkat kesaktian
Pancasila. Sampai pemerintah juga menetapkan hari kesaktian pancasila tanggal 1
Oktober. Hal ini menunjukan bahwa sebenarnya Pancasila hingga saat ini masih
kuat relevansinya bagi sebuah ideology Negara seperti Indonesia ini.
Untuk itu dengan perkataan lain, dapat dikatakan bahwa
hakikat identitas asional kita sebagai bangsa di dalam hidup dan kehidupan
berbangsa dan bernegara adalah Pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam
berbagai penataan kehidupan kita dalam tataran nasional maupun
internasional.[4]
BAB III: Penutup
Kesimpulan
Sekilas kata-kata diatas memang membuat tanda tanya besar
dalam memaknainya. Beribu-ribu kemungkinan yang terus melintas dibenak pikiran,
untuk menjawab sebuah pertanyaan yang membahas tentang identitas
nasional.Kendatipun, dalam hidup keseharian yang mencakup suatu negara
berdaulat, Indonesia sendiri sudah menganggap bahwa dirinya memiliki identitas
nasional.
Identitas nasional merupakan pandangan hidup bangsa,
kepribadian bangsa, filsafat pancasila dan juga sebagai Ideologi Negara
sehingga mempunyai kedudukan paling tinggi dalam tatanan kehidupan berbangsa
dan bernegara. Unsur-unsur dari identitas nasional adalah Suku Bangsa: gol
sosial (askriptif : asal lhr), golongan,umur. Agama : sistem keyakinan dan
kepercayaan. Kebudayaan: pengetahuan manusia sebagai pedoman nilai,moral, das
sein das sollen,dlm kehidupan aktual. Bahasa : Bahasa Melayu-penghubung
(linguafranca).
Faktor-faktor kelahiran identitas nasional adalah Faktor-faktor
yang mendukung kelahiran identitas nasional bangsa Indonesia meliputi faktor
subjektif dan factor objektif, Faktor primer, mencakup etnisitas, territorial,
bahasa, agama, dan yang sejenisnya.
Faktor pendorong, meliputi pembangunan komunikasi dan
teknologi, lahirnya angkatan bersenjata modern dan pembanguanan lainnya dalam
kehidupan bernegara. Faktor penarik, mencakup modifikasi bahasa dalam gramatika
yang resmi, tumbuhnya birokrasi, dan pemantapan sistem pendidikan nasional.
Faktor reaktif, pada dasarnya tercakup dalam proses pembentukan identitas
nasional bangsa Indonesia yang telah berkembang dari masa sebelum bangsa
Indonesia mencapai kemerdekaan dari penjajahan bangsa lain.
***
[1]
www.abdullahhanani.blogspot.com
[2]
http://zaifbio.wordpress.com/2010/01/14/identitas-nasional-dan-hakekat-bangsa
[3]
http://www.g-excess.com/id/istilah-indonesia-sebagai-identitas-nasional.html
DAFTAR PUSTAKA
Sutrisno, Slamet. Pancasila Kebudayaan dan Kebangsaan.
Yogyakarta: Liberty. 1988
Kuntowijoyo. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: PT: Tiara
Wacana Yogya. 1994
Soedjatmoko. Historiografi Indonesia, Sebuah Pengantar.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka. 1995